Thursday, October 8, 2009

Analisis Alutsista: Percaya Diri dengan Kemampuan Pengawal NKRI


Masih ingatkah para bloger mania dengan insiden penguncian Sukhoi TNI AU di Makassar beberapa waktu lalu, atau pertarungan elektronik 2 F16 TNI AU dengan 5 F-18 Hornet AS di Bawean tahun 2003, atau penyergapan oleh 2F5E TNI AU terhadap 4 F18 Hornet Australia di atas P Rote NTT tahun 1998. Kalau boleh disimpulkan makna dari semuanya adalah ingin menguji kemampuan TNI AU yang selalu dianggap anak bawang oleh negara tetangga. Benarkah demikian, tidak juga, dan selama ini kita selalu terbawa opini bahwa TNI kita lemah, letoy, impoten. Padahal sejatinya TNI adalah tentara terkuat di Asean baik dari sisi kuantitas maupun kualitas, bahkan untuk tingkat dunia TNI adalah tentara terkuat no 14. (lihat http://www.globalfirepower.com).

Kasus terpanas paling akhir adalah wilayah konsesi Ambalat Kalimantan Timur dengan provokasi yang dilakukan kapal perang Malaysia berkali-kali. Kawasan ini sudah dijaga ketat oleh 7 KRI dan penempatan 1 batalyon marinir di Nunukan dan Sebatik. Mengapa Malingsia (sebutan untuk jiran yang congkak dan bermental maling) meremehkan kemampuan TNI, ya karena mereka sudah merasa lebih kuat, katanya. Padahal TDM (Tentera Diraja Malaysia) itu mirip pepatah: katak hendak jadi lembu atau air beriak tanda tak dalam atau anjing menggonggong tanda tak menggigit.

Selama ini opini tentang alutsista TNI dikondisikan nestapa sedemikian rupa dengan dua maksud yaitu untuk meningkatkan anggaran belanja dan untuk menjaga perasaan tetangga sebelah yang selalu paranoid terhadap NKRI yang besar ini. Tetangga sebelah sensitif banget dengan setiap gerak langkah TNI, jadi memang perlu bahasa publikasi low profile agar jiran itu bisa bernafas tenang dan tidur nyenyak. Padahal secara defacto dan on the spot kita dapat menyaksikan kedatangan dan rencana kedatangan alutsista baru secara signifikan untuk menambah taring pengawal republik, termasuk pengembangan struktur tempur di masing-masing matra.

TNI AL saat ini memiliki 154 KRI, 270 KAL, 2 Kapal Selam, 134 pesawat, 2 divisi Marinir dengan 340 Tank Amphibi, 370 Panser Amphibi, 320 Howitzer, 12 RM Grad dan 540 Rudal QW-3. Dalam lima tahun ke depan (2009-2014) TNI AL akan menambah armadanya dengan 9 Fregat PKR (Perusak Kawal Rudal), 15 Korvet sigma, 30 FPB (Kapal Patroli Cepat) dengan persenjataan rudal yang mematikan yaitu C-802 buatan China, Yakhont buatan Rusia dan Brahmos buatan India. Sementara 4 Kapal Selam (2 Kilo Rusia dan 2 U214 Jerman) akan segera mengisi arsenal TNI AL. Kita ketahui bahwa Kapal Selam jenis Kilo adalah arsenal yang paling ditakuti tetangga sebelah. Tank amphibi BMP-3 paling canggih dari Rusia sudah ditunggu kedatangannya. Kita order 20 unit tahap pertama dan 80 unit tahap berikutnya. Armada TNI AL yang selama ini dikenal dengan armada barat dan armada timur direncanakan akan ditambah menjadi tiga armada.

TNI AU secara eksisting memiliki 10 Sukhoi , 10 F16, 12 F5E, 36 Hawk100/200, 8Hawk MK, 31 Hercules, 3 pswt Intai Strategis dan puluhan pesawat angkut ringan/patroli. Lima tahun ke depan akan ada penambahan alutsista untuk matra udara ini yaitu menambah lagi 10 Sukhoi, 22 F16 Block CD, 16 Super Tucano, 12 Hercules, rudal anti serangan udara, penambahan Batalyon Paskhas dari 10 batalyon menjadi 14 batalyon. TNI AU juga sudah dan sedang mempersiapkan operasional pangkalan udara kelas utama di Tarakan, Kendari dan Biak. Untuk Tarakan bahkan sudah menjadi pangkalan aju bagi F16, Hawk200, F5E untuk mengawal Ambalat. Dalam Buku Putih Hankam tahun 2008 nantinya TNI AU akan memiliki 72 Sukhoi (6 skuadron), 32 F16 (2 Skd), 16 SuperTucano (1 Skd), 40 Hercules ( 4 skuadron).

TNI AD juga diperkuat dengan pembentukan batalyon-batalyon baru terutama di perbatasan dengan Malaysia, Timor Leste dan Papua Nugini. Saat ini TNI AD diperkuat dengan 2 divisi Kostrad ditambah dengan 167 batalyon teritorial yang tersebar di seluruh pelosok tanah air. Yang menarik adalah alutsista AD mulai dipenuhi oleh Pindad (boleh bangga dong). Saat ini tengah diselesaikan pembuatan 154 Panser untuk batalyon kavaleri AD dan akan dipesan lagi 400 Panser jenis Canon untuk batalyon kavaleri di Kalimantan dan NTT. Seluruh senjata prajurit TNI dari jenis SS2 adalah produksi Pindad. Tidak lama lagi kekuatan Kostrad akan menjadi 3 divisi dengan konsentrasi pasukan ada di Sulawesi, Maluku dan Papua. Sementara Penerbad sudah memiliki 40 Helikopter Serbu termasuk Heli Tempur mematikan Mi35 dan Mi17 buatan Rusia. Jika kita landing di Bandara A Yani Semarang akan kelihatan barisan Heli sangar berbaris diam di hanggar skuadron.

Lapan juga sudah mengembangkan rudal berkemampuan jelajah dengan jarak jangkau sampai dengan 300 km. Rencananya mulai akhir tahun ini rudal-rudal itu akan ditempatkan di perbatasan Indonesia Malaysia terutama di Kalimantan sehingga seluruh kota di Sarawak dan Sabah berada dalam jarak tembak rudal TNI. Ini adalah strategi paling jitu untuk pengawal republik agar tetangga sebelah ngaca diri dan tahu diri dan ukur kekuatan. Beberapa produk rudal Lapan untuk jarak tembak 10 dan 24 km sudah mulai mengisi arsenal AD dan Marinir.

Secara kualitas seluruh matra TNI adalah nomor satu di Asean. Sudah banyak bukti yang menjelaskan tentang hal ini, mulai dari kualitas Kopassus, Intai Amphibi, Kopaska sampai kepada unjuk kebolehan secara person pada even matra regional. Yang terakhir di Australia TNI juara umum dalam even Assam 2009. Kopassus juga diberi kepercayaan untuk melatih pasukan khusus Kamboja sementara dalam misi perdamaian PBB di Libanon pasukan TNI dua tingkat diatas Malaysia dalam kecerdasan dan kebugaran. Lucunya dalam sebuah apel pasukan di base camp PBB di Libanon ada 4-5 pasukan Malaysia yang pingsan karena tidak kuat dengan panas dan keringnya iklim. Luar biasa memalukan.

Lalu apa yang harus kita risaukan. Kita tidak perlu under estimate dengan kuantitas dan kualitas pengawal republik kita apalagi meremehkan kemampuan mereka. TNI itu sudah kenyang pengalaman perang konvensional, perang gerilya, perang kemerdekaan, perang lawan separatis sementara TDM tidak memiliki pengalaman tempur seperti itu. Kalaupun mereka melakukan provokasi dengan menzigzagkan KD nya anggap saja itu ulahnya anak kecil yang cari perhatiannya. Sabar saja TNI, kesabaran itu membuahkan kewibawaan dan harga diri NKRI dan itu telah dilakukan oleh TNI AL dengan baik.

Disebuah chatting situs militer ada diskusi menarik tentang arogansi dan gertak sambal Malaysia, saya pun ikut nimbrung meramaikan dan memanaskan diskusi sebab ada warga Malaysia yang ikut berdebat, kira-kira begini redaksinya :

Sebentar lagi border borneo akan dipasang rudal-rudal buatan Lapan, maling pun makin gemetar dan gagu, lalu ngadu sama emaknya (British), dia bilang : Mak, abang indon dah pasang rudal, awak mahu juga dipasangkan, tolonglah awak Mak. Emaknya bilang : Kau ni belum pantas punya rudal bagaimana nanti kalau rudalnya meledak di tempatmu. Nih emak kasih mercon saja, kamu kan masih balita sedang abang indon tu dah dewasa dia. Minta maaflah kamu sama dia. Tak lama kemudian Menhan maling dan panglimanya sungkem di Jakarta dan minta maaf. dengan begitu Ambalat akan tenang gelombangnya.

ref : Public Kompasiana.

No comments:

Post a Comment