
Panas dinginnya hubungan bertetangga antara Indonesia dengan Malaysia dimana penyebab virus demam itu bermuasal dari arogansi Malaysia yang merasa kastanya lebih tinggi dari Indonesia, lalu seenaknya melecehkan teritori NKRI, budaya NKRI, dan TKI mengharuskan setiap komponen bangsa ini mempersiapkan skenario terburuk untuk melawan arogansi tetangga sebelah itu. Beberapa skenario ganyang Malaysia sudah disiapkan melalui beberapa cara dan salah satunya adalah pre emptive strike menghajar teritori Malaysia melalui serangan dadakan yang tak terduga.
Berbagai unjuk rasa sampai sweeping yang dilakukan terhadap warga Malaysia setidaknya mencatat satu hal penting yaitu permusuhan di kalangan grass root masyarakat Indonesia dengan Malaysia sudah mencapai titik didih. Seandainya Pemerintah memencet tombol permulaan perang maka dalam waktu sekejap TNI melancarkan pre emptive strike dengan meluncurkan ratusan rudal yang sudah ready for use di Sarawak dan Sabah dan dalam waktu bersamaan dimulailah serangan amphibi menghancurkan Tawao sampai Kinabalu. TNI AL memiliki kekuatan 2 divisi Marinir dengan persenjataan lengkap dan pengalaman tempur yang jauh lebih baik dari TLDM baik dari sisi kuantitas dan kualitas. Sementara 1 pleton Taifib dan Jala Mengkara diluncurkan melalui kapal selam mini untuk hancurkan Scorpene yang sedang berlabuh di pangkalannya di Sabah lewat serangan tak terduga.
Serangan dan pendaratan pasukan amphibi akan diselesaikan dalam waktu 11 jam kemudian pasukan pendukung AD dan persenjataan berat lainnya diturunkan dari puluhan KRI LPD, LST dalam waktu 24 jam berikutnya. Dalam waktu bersamaan 1 Divisi AD dengan dukungan ratusan artileri, tank dan rudal yang sudah digelar di Kalimantan Barat memasuki Kuching dalam satu serangan kilat 13 jam. Karena sudah didahului oleh serangan rudal, maka pusat-pusat combatan dan komunikasi Malaysia menjadi lumpuh. Perairan Natuna sebelumnya juga sudah diblokade oleh 21 KRI untuk memutus logistik laut Semenanjung dan Borneo.
Lalu bagaimana dengan Sumatra, TNI di wilayah ini mengirim pasukan komando ke Semenanjung untuk menyusup dan lakukan sabotase mirip rembesan lasykar jihad. Selat Malaka dikawal oleh 34 KRI yang siap menyerang pantai Malaysia. Melalui penyusupan obyek-obyek vital di KL dihancurkan dan mengkondisikan TKI dan warga Indonesia yang ada di Malaysia untuk melakukan serangan sporadis, bom bunuh diri, intelijen, sabotase dan pembakaran sehingga menimbulkan kepanikan massif sekalian membalas apa yang telah dilakukan Noordin M Top selama ini. Model propaganda juga dilakukan dengan melakukan provokasi terhadap etnis China dan India untuk lakukan perlawanan terhadap diskriminasi etnis yang terjadi selama ini dan mempersiapkan Anwar Ibrahim merebut kekuasaan dan mengganti bentuk kerajaan menjadi republik Malaysia.
Pada hari yang sama 3 brigade Marinir dari Medan dan Aceh lakukan serangan dadakan ke Penang untuk memecah konsentrasi TDM berperang menuju front yang mana. Karena kebingungan menghadapi 4 front pertempuran sekaligus (Sabah, Sarawak, Natuna dan Penang) membuat TDM kebingungan, panik dan tidak mampu lakukan konsolidasi karena telah terjadi kerusuhan rasial di Semenanjung, Serawak dan Sabah. Sementara dari Riau ratusan kapal nelayan yang berisi pasukan para militer Indonesia dan sukarelawan merembes dan mendarat secara besar-besaran lalu lakukan sabotase, pembakaran dan mengajak warga Indonesia yang ada di Johor untuk lakukan apa saja untuk membuat huru-hara horizontal sehingga menimbulkan perkelahian massal dan ketakutan yang luar biasa bagi warga Malaysia.
Lalu dimana posisi TNI AU. Dengan kekuatan 94 pesawat tempur ( Sukhoi, F16, F5E, Hawk, Bronco) TNI AU tidak melakukan serangan udara ke wilayah Malaysia karena serangan pre emptive sudah dilakukan melalui rudal-rudal berjarak jangkau 300 km dan mampu melumpuhkan pusat-pusat militer dan komunikasi Malaysia. Meskipun begitu TNI AU bersiap untuk dog fight dengan TUDM dengan taktik biarkan lawan masuk ke wilayah NKRI baru digebuk dan dihancurkan. Wilayah Indonesia yang luas ini membuat TUDM tak fokus mau lakukan serangan udara ke area mana apalagi seluruh pangkalan udara di Sarawak dan Sabah telah dihancurkan rudal-rudal Lapan yang menggetarkan itu.
Serangan langsung ke wilayah teritori Malaysia diskenariokan hanya berlangsung 7 hari karena Indonesia tidak berambisi ekspansi teritorial. Setelah melewati waktu itu seluruh PPRC (Pasukan Pemukul Reaksi Cepat) TNI ditarik mundur setelah pengkondisian di dalam negeri Malaysia berjalan mulus yaitu menimbulkan konflik horizontal diantara sesama penduduk Malaysia kemudian mendukung Anwar Ibrahim menjadi presiden Malaysia setelah bentuk kerajaan diganti menjadi republik dan mempercepat pembentukan negara Sabah dan Sarawak di Kalimantan.
Berikut disampaikan peta kekuatan TNI dan cadangan nasional yang dimiliki NKRI, sebuah kekuatan yang tak mampu ditandingi Malaysia, apalagi kalau bicara kekuatan nasionalisme dan heroik yang dimiliki bangsa ini.
Kekuatan TNI / Hankam
-
TNI AD
Jumlah
Keterangan
1
Pasukan Tempur
236000
Kopassus, Raiders
2
Tank
2100
3
Panser
2650
4
Artileri / Roket
3150
5
Rudal
765
Lapan
6
Heli Tempur
65
Mi35, Mi17, Bell
TNI AL
Jumlah
Keterangan
1
Pasukan Tempur
95000
Marinir 2 divisi
2
KRI
165
Fregat, Korvet, LPD, LST, FPB
3
Kapal Selam
2
4
KAL
215
5
Tank Amphibi
450
6
Panser Amphibi
515
7
Roket
760
RM Grad
8
Rudal
1550
QW3, Lapan
9
Pesawat Udara / Heli
145
TNI AU
Jumlah
Keterangan
1
Pasukan Tempur
46000
Paskhas
2
Pesawat tempur
94
Sukhoi, F16, F5E, Hawk, Bronco
3
Pesawat Intai
25
Boeing, CN 235
4
Pesawat Angkut
57
Hercules, CN 235
5
Rudal
1760
6
Artileri Hanud
1210
Pasukan Cadangan
Jumlah
Keterangan
1
Pertahanan Sipil, Para Militer
5500000
Laskar Nasionalis, Hansip,Menwa, Banser
2
Wamil
24000000
Cadangan Nasional
Nah sekarang dengan skenario perang ini mampukah Malaysia menandingi kekuatan NKRI yang jauh lebih besar dari kekuatan yang dimiliknya, terutama kekuatan nasionalisme dan heroik yang dimiliki seluruh anak bangsa. Pesan yang ingin disampaikan melalui tulisan ini adalah agar jiran sebelah itu mampu memberikan nuansa bertetangga yang baik, tidak arogan, tidak melecehkan tetangga, saling menghormati dan toleransi. Jangan sampai kondisi terburuk itu yang terjadi, jangan bangunkan macan yang sedang tidur, jangan buat harga diri bangsa Indonesia menjadi macan yang terluka. Kalau itu yang terjadi, siap-siaplah menjadi almarhum kerajaan Malaysia.
Soekarno said : Berikan Saya 1 Pemuda Indonesia, Maka akan saya Ratakan Tanah Malaysia!Ganyang Malaysia!Ref : Kompasiana